Pemerintah Tidak Takut Kehilangan Devisa, Kepentingan Masyarakat Harus di Utamakan

- 13 Mei 2022, 14:36 WIB
Pemerintah tidak mengkhawatirkan kehilangan devisa dari larangan ekspor minyak sawit. Kepentingan masyarakat harus terpenuhi dengan harga wajar./pikiran-rakyat.com
Pemerintah tidak mengkhawatirkan kehilangan devisa dari larangan ekspor minyak sawit. Kepentingan masyarakat harus terpenuhi dengan harga wajar./pikiran-rakyat.com /

Di Sumatra Selatan, harga TBS petani turun sekitar Rp 500 per kilogram. Di Riau, penurunan harga TBS mencapai Rp 1.000 per kilogram menjadi sekitar Rp 2.900 per kilogram. Penurunan harga TBS juga terjadi di wilayah sentra perkebunan kelapa sawit lainnya seperti Jambi, Kalimantan, dan Sulawesi.

Kerugian

Kalangan yang mengkritik pemerintah mengingatkan, devisa yang dihasilkan dari ekspor minyak sawit mencapai USD 35 milliar pertahun atau hampir Rp 500 triliun. Nilai ekspor ini sangat berpengaruh terhadap upaya untuk menghasilkan surplus transaksi berjalan.

Baca Juga: Warga Jungjang Arjawinangun Gempar. Mayat Pria Mengambang di Sungai Karang Dawa

Bila transaksi berjalan negatif tentu pemerintah butuh upaya lagi untuk menambah pasokkan dollar. Sementara itu, Departemen Perdagangan mengklaim, pemerintah Indonesia tidak takut kehilangan devisa negara sebagai dampak pelarangan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) sejak 28 April.

Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Veri Anggrijono memastikan pelarangan ekspor minyak sawit mentah tidak akan berlangsung lama.  Bisa jadi Itu konsekuensinya. Kita ya kehilangan devisa. Kebijakan ini kan untuk rakyat juga supaya minyak goreng terjangkau.

Kemendag memantau bahwa saat ini, harga minyak goreng mulai turun. Mungkin belum mencapai Rp 14.000/lt. Tapi sudah ada tanda-tanda, kebijkan Presiden Jokowi dalam melarang ekspor mulai diperhatikan kalangan industri.***

Halaman:

Editor: Aria Zetra

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x