SABACIREBON - Proses pembangunan sektoral daerah yang tidak terencana denan baik akhirnya menyisakan suatu pekerjaan rumah yang belum selesai bagi pemerintah daerah maupun pusat berikutnya.
Salah satu contoh sebuah perencanaan yang tidak matang adalah pembangunan Bandara Kertajati di Majalengka. Bandara berjuluk internasional itu yang dibangun dengan biaya tidak sedikit kini akhirnya terbengkalai tanpa kegiatan sesuai harapan.
Ironisnya sejumlah maskapai bahkan sempat dialihkan dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung ke Kertajati. Namun tidak berapa lama kemudian dialihkan kembali ke tempat asal.
Alasannya karena minimnya peminat disebabkan belum terintegrasinya sarana transportasi darat sebagai penghubung ke Bandara Kertajati.
Baca Juga: REKOMENDASI: Tujuh Objek Wisata Murah Meriah di Wilayah Cirebon, Cocok untuk Piknik Lebaran 2022
Kini Bandara Internasional Kertajati yang merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia berdasarkan luas setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi tidak jelas peruntukannya.
Bandara ini diresmikan operasionalnya 24 Mei 2018, dengan Pesawat Kepresidenan Indonesia mendarat sebagai yang pertama.
Sayangnya, sampai saat ini bandara Kertajati masih sepi pengunjung, bahkan tidak ada lagi pesawat yang beroperasi di sana.
Baca Juga: Guyuran Hujan Picu Longsor di Jalur Utama Bandung_Subang Jawa Barat