Wujud Tingkatkan Perekonomian, Pemerintah Gelontorkan Dana 2,3 Triliun untuk Pembangunan Pipa Gas Cirebon-Semarang

- 8 Februari 2020, 09:10 WIB
PEMBANGUNAN pipa gas Cirebon-Semarang.*
PEMBANGUNAN pipa gas Cirebon-Semarang.* /Pemprov Jateng//


PIKIRAN RAKYAT - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melalui PT Rekayasa Industri (Rekind) akan membangun proyek pipa ruas transmisi Cirebon-Semarang senilai 2,3 triliun.

Goundbreaking atau peletakan batu pertama ini dilakukan pada Jumat, 7 Februari 2020.

Setelah berhenti selama 14 tahun, pembangunan proyek pipa gas Cirebon-Semarang dimulai kembali.

Baca Juga: Belum Usai, Banjir Kini Melanda Kota Cirebon dan Membuat 2000 Orang Harus Mengungsi

Jalur pipa gas yang melintasi sepanjang tol pantura Jawa Tengah, mulai dari Brebes hingga Semarang diharapkan akan menguntungkan bagi provinsi berpenduduk sekitar 34 juta jiwa ini.

“Pembangunan pipa gas ini seperti terskenario karena Jawa Tengah menerima Perpres 79 tahun 2019 untuk pengembangan kawasan industri di Jateng sebagai penopang pertumbuhan ekonomi tujuh persen,” ujar Plh Sekda Provinsi Jawa Tengah Herru Setiadhie saat Groundbreaking Proyek Pembangunan Pipa Transmisi Gas Ruas Cirebon-Semarang di Rest Area 379A Batang.

Jaringan pipa gas itu diharapkan menimbulkan efek positif yang signifikan bagi industri di Jawa Tengah, sehingga membantu percepatan pertumbuhan ekonomi tujuh persen.

Karena itu, Jawa Tengah berkomitmen untuk mendukung pembangunan trasmisi pipa gas yang ditargetkan selesai dalam dua tahun.

Plt Dirjen Migas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Ego Syahrial menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Barat yang telah mendukung terealisasinya proyek transmisi pipa gas senilai 169,41 juta dolar AS atau setara dengan Rp 2,3 Triliun dengan toll fee Rp 5 ribu/ MMBTU ini.

Baca Juga: Bahas Kemajuan Olahraga di Tanah Air, Menpora: Olahraga dan Wartawan Tak Bisa Dipisahkan

Keberadaannya diharapkan akan mendorong pembangunan ekonomi Indonesia dan meningkatkan pemanfaatan gas domestik.

“Pemerintah berencana menghentikan ekspor gas ke Singapura pada 2023 dan berencana menurunkan harga gas untuk industri menjadi sebesar 6 dolar AS (Rp 82 ribu, red.) per MMBTU, sesuai Perpres Nomor 40 tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi,” terangnya.

Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa menambahkan bahwa selama ini gas Indonesia yang diekspor ke Singapura tidak memiliki nilai tambah.

Meski tetap menjadi pemasukan, namun belum mampu untuk menggerakkan perekonomian secara optimal.

“Kalau gas ini dibuat sebagai faktor produksi, maka dia bisa menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Nilai tambah akan jadi luar biasa,” jelasnya.

Baca Juga: Pedagang Kaki Lima di Cirebon Masih Merebak, Pemerintah Daerah akan Perluas Jumlah Shelter  

Selama ini, pemerintah mengimpor gas hingga 60 persen dan menganggarkan dana subsidi gas tidak sedikit dari APBN. Apabila pembangunan itu berhasil, harga gas akan lebih efisien.

Tak hanya itu, dengan dibangunnya jaringan gas ini, diharapkan akan lahir banyak wilayah industri di sepanjang jalan pipa serta proyek tersebut bisa berguna bagi Rumah Tangga (RT).

"untuk RT sepanjang pipa ini bisa tak lagi menggunakan LPG yang subsidi.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Pemprov Jateng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x