Tunjangan Hari Raya Keagamaan Wajib Dibayar Penuh dan Tepat Waktu, Berikut Ketentuannya

- 13 April 2021, 16:32 WIB
Pemberian tunjangan hari raya (THR) harus diberikan tepat waktu, paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan tiba.*
Pemberian tunjangan hari raya (THR) harus diberikan tepat waktu, paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan tiba.* /Pixabay/ Eko Anug/

PR CIREBON - Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan atau pendapatan non upah, wajib dibayarkan oleh pengusaha kepada pekerja atau buruh menjelang hari raya keagamaan.

Soal THR Keagamaan itu disampaikan Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, melalui surat edaran Nomor M/6/HK.04/IV/2021.

Surat edaran tersebut berisi tentang pelaksanaan pemberian tunjangan hari raya (THR) keagamaan tahun 2021 bagi pekerja/buruh di perusaan.

Baca Juga: Tips Jaga Kesehatan Mental Remaja, Salah Satunya Beri Jeda Media Sosial!

Surat edaran Menteri Ketenakerjaan tersebut ditujukan pelaksanaan kepada Gubernur di Seluruh Indonesia.
 
Dalam surat tersebut, diterangkan ketentuan mengenai THR Keagamaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2001 dan Peraturan Menteri Ketenakerjaan Nomor 6 tahun 2006.
 
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Instagram resmi Kementerian Ketenagakerjaan, berikut ketentuannya:
 
 
1. THR Keagamaan diberikan kepada;
 
a. Pekerja atau buruh yang mempunyai masa kerja 1 (bulan) terus menerus atau lebih.
 
b. Pekerja atau buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja tidak tentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.
 
 
2. Besaran THR Keagamaan diberikan dengan ketentuan;
 
a. Bagi pekerja atau buruh yang mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar 1 (satu) bulan upah.
 
b. Bagi pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan, diberikan secara profesional sesuai dengan perhitungan. (Masa kerja dibagi 12 dikali 1 (satu) bulan upah).
 
 
c. Bagi pekerja atau buruh yang berbedasarkan perjanjian kerja harian, uapah 1 (satu) bulan dihitung sebagai berikut;
 
1. Pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan atau lebih, upah 1 (satu) bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima selama 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.
 
2. Pekerja atau buruh yang sudah mempunyai masa kerja kurang 12 (dua belas) bulan, upah 1 (bulan) dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima setiap bulan.
 
 
3. THR Keagamaan wajib dibayarkan paling lambat 7 (tujuh) hari, sebelum hari raya
keagamaan.
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kementerian Ketenagakerjaan (@kemnaker)

***

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x