Cek Fakta: Beredar Kabar Tocilizumab Sudah Jadi Obat yang Sembuhkan Pasien Covid-19 di Tiongkok

- 31 Mei 2020, 13:35 WIB
ILUSTRASI. Peneliti mencari vaksin covid-19.*
ILUSTRASI. Peneliti mencari vaksin covid-19.* //ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Beredar informasi dalam media sosial yang menyatakan seorang ilmuwan telah menemukan obat Virus Corona dengan nama Tocilizumab.

Bahkan, informasi yang disebutkan dalam narasi itu juga mengklaim dapat membuat pasien Covid-19 sembuh hingga 90 persen, meski pasien berada dalam keadaan kritis.

Dalam artikel itu, disebutkan pula bahwa uji coba pertama obat tersebut hasilnya efektif. Salah satu terjadi pada pasien Covid-19 yang tengah kritis di salah satu rumah sakit di Anhui, Tiongkok.

Baca Juga: Kecam Aplikasi Kitab Suci Aceh, Permusyawaratan Ulama Minta Usut Tuntas Dalangnya

Diklaim, saat itu pasien segera diberi Tocilizumab secara rutin pada 5-14 Februari 2020 dan ajaibnya pasien itu segera sembuh. Narasi lengkap dapat terlihat sebagai berikut:

"Alhamdulillah,Ilmuan Temukan Obat Baru Untuk Virus C0R0NA, Sembuhkan 90% Meski Kondisi Pasien Kritis," demikian narasi yang tercantum dalam salah satu pemberitaan nasional pada 28 Maret 2020.

Berdasarkan penelusuran PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Kominfo RI, ditemukan fakta lain yang berbeda dengan klaim narasi yang beredar dalam media sosial tersebut.

Baca Juga: Jelaskan Proses Pemulihan Covid-19, Jusuf Kalla Prediksi New Normal akan Bertahan hingga Tiga Tahun

Pada faktanya, kehadiran Tocilizumab dengan nama dagang Actemra yang diklaim dapat jadi obat yang menyembuhkan pasien terinfeksi Virus Corona, ternyata belum bisa dibuktikan secara ilmiah.

Terlebih, penelitian mengenai efektivitas obat ini terhadap pasien Covid-19 masih dilakukan oleh sejumlah ilmuwan, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat.

Melansir dari FiercePharma, diketahui pada akhir Februari 2020 terdapat ilmuwan di Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok yang memang menemukan hasil menjanjikan terhadap 14 pasien Covid-19.

Baca Juga: Apakah Covid-19 Bisa Menular Lewat Gigitan Nyamuk? Berikut Hasil Penelitiannya

Pasien yang parah dan kritis yang dirawat dengan obat-obatan yang tersedia di rumah sakit yang berafiliasi dengan Universitas Sains dan Teknologi Cina (USTC).

Selain itu, para ilmuwan di sana telah memulai uji klinis acak untuk mengevaluasi pengaplikasian obat tersebut. Bahkan, berdasarkan laporan Regitrasi Uji Klinis Cina, para ilmuwan tersebut mendaftarkan 188 pasien, yang setengahnya menggunakan Actemra.

Namun begitu, Actemra tidak secara langsung membunuh Covid-19 karena Actemra hanya berfungsi menghambat reseptor interleukin 6 (IL-6) yang menghasilkan sebuah sitokin proinflamasi.

Baca Juga: 3 Tipe Masyarakat dalam Menghadapi New Normal Menurut Psikolog, Termasuk Tipe Manakah Kamu?

Untuk itu, Ilmuwan USTC dan kelompok penelitian lain menduga IL-6 adalah penyebab utama dalam reaksi berlebihan kekebalan tubuh atau badai sitokin pada pasien Covid-19.

Secara detail, dijelaskan bahwa orang yang tertular Covid-19 akan memiliki tubuh yang dapat merespons patogen dengan memproduksi sel-sel kekebalan yang disebut badai sitokin.

Adapun peradangan paru-paru identik juga terjadi pada pasien SARS selama wabah di tahun 2003, terutama di Tiongkok. Bahkan pada awal Maret 2020, Otoritas Kesehatan Tiongkok merekomendasikan penggunaan Actemra terbatas bagi pasien Covid-19 yang mengalami badai sitokin yang berpotensi merusak jaringan paru-paru.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Kominfo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x