Cek Fakta: Benarkah Ada 5.000 Ulama yang Akan Disuntik Mati dengan Covid-19?

- 6 April 2020, 16:25 WIB
ILUSTRASI rapid test virus corona Covid-19.*
ILUSTRASI rapid test virus corona Covid-19.* /ADE BAYU INDRA/PR/

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi global Covid-19 tengah mengancam Indonesia menyusul bertambahnya jumlah pasien terkonfirmasi positif yang semakin bertambah.

Diketahui hingga Minggu, 5 April 2020, jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 2.273 kasus positif dengan 164 orang sembuh dan 198 orang dinyatakan telah meninggal dunia.

Untuk memutus rantai persebaran Covid-19 di Indonesia, pemerintah dengan gencar melakukan berbagai tindakan termasuk rapid test atau tes cepat di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Jawa Barat.

Baca Juga: Cegah Penularan Covid-19, Polisi di Cirebon Bubarkan Kerumunan Pemuda

Namun, akhir-akhir ini telah beredar sebuah pesan WhatsApp yang cukup meresahkan masyarakat. Pesan berantai itu berisi infomasi tentang modus menghabisi ustadz menggunakan covid-19. Informasi itu juga mengusung tagar #PatutDidugaGayaPKI. Beredarnya informasi ini pun dilaporkan warga pada tim Jabar Saber Hoaks.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Instagram @jabarsaberhoaks, setelah ditelusuri, informasi tersebut adalah hasil pembelokan fakta oleh pihak tak bertanggung jawab. Yang benar adalah sebanyak 5.000 kiai se-Jawa Barat akan menjalani rapid test virus corona, bukan disuntik mati dengan virus corona.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

5000 USTADZ DI JABAR AKAN DISUNTIK COVID-19 SAMPAI MATI . [MISLEADING CONTENT] Berdasarkan aduan yang masuk ke Tim Jabar Saber Hoaks. Beredar pesan berantai yang meresahkan masyarakat Jawa Barat di WhatsApp yaitu Modus menghabisi ustadz #PatutDidugaGayaPKI. Setelah kami melakukan penelusuran, informasi tersebut adalah SALAH. . [CEK FAKTA] Faktanya sebanyak 5.000 kiai se-Jawa Barat akan melakukan rapid test. Karena Kiai ini masuk kategori B, yaitu kelompok masyarakat yang dikategorikan sering bertemu banyak orang. “Rencana itu dipicu berdasar hasil rapid test massal di Jabar sepekan terakhir yang menunjukkan 667 orang terindikasi positif Covid-19. Seperti yang terjadi di rumah ibadah Lembang Bandung dan Stukpa Sukabumi,” ujar Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, Minggu (5/4). Menurut Uu, kelompok tersebut salah satu anggotanya terinfeksi Covid-19, sehingga kemungkinkannya cepat berkembang. “Kenyataan seperti itu, kami akan memeriksa 5.000 kiai, ustaz dan ajengan,” katanya. “Kiai kan banyak yang bersalaman, dengan niat memberi penghormatan dan mendapatkan barokah,” ujarnya. Namun, jika didapati kiai sebagai pimpinan pesantren terpapar Covid-19, maka aktivitas kiai tersebut harus ditindaklanjuti dan dilakukan rapid test di lingkungan pesantren . [REFERENSI] https://bit.ly/2JJIY6K https://bit.ly/39KcROH https://bit.ly/2V3ruaB

A post shared by Jabar Saber Hoaks (@jabarsaberhoaks) on

 



Para Kiai menjalani rapid test karena mereka masuk kategori B, yaitu kelompok masyarakat yang dikategorikan sering bertemu banyak orang.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di AS Terus Mencuat, Donald Trump Disebut Lamban dalam Melakukan Penanganan

Mengutip pernyataan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, rencana tersebut dipicu berdasarkan hasil rapid test massal di Jawa Barat sepekan terakhir yang menunjukkan 667 orang terindikasi positif Covid-19. Seperti yang terjadi di rumah ibadah Lembang Bandung dan Stukpa Sukabumi.

Uu menyampaikan bahwa kelompok tersebut salah satu anggotanya terinfeksi Covid-19, sehingga kemungkinannya cepat berkembang.

“Kenyataan seperti itu, kami akan memeriksa 5.000 kiai, ustadz dan ajengan,” katanya.

Baca Juga: Virus Corona Merebak di Semua Wilayah, Aljazair Terapkan Jam Malam Lebih Panjang

Hal tersebut perlu dilakukan karena para kiai diketahui banyak bersalaman dengan niat memberikan penghormatan sekaligus mendapatkan barokah.

Namun, jika terdapat kiai sebagai pimpinan pesantren terpapar Covid-19, maka aktivitas kiai tersebut harus ditindaklanjuti dan dilakukan rapid test di lingkungan pesantren.

Berdasarkan informasi yang telah dihimpun PikiranRakyat-Cirebon.com maka dapat disimpulkan bahwa informasi tersebut adalah hoaks.

Baca Juga: Cegah Penularan Covid-19, Polisi di Cirebon Bubarkan Kerumunan Pemuda

Pada kenyataannya, para kiai di Jawa Barat bukan disuntik Covid-19 sampai mati, melainkan melakukan rapid test untuk memutus rantai persebaran Covid-19 d Jawa Barat.

Dengan demikian, informasi tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten ayang Menyesatkan.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: JABAR SABER HOAKS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x