Cek Fakta: Benarkah PM Malaysia Sebut Pelajar Indonesia Tertinggal Sains karena Dicekoki Agama ?

- 29 November 2020, 12:12 WIB
   Tangkapan layar unggahan hoaks tentang Mahathir Mohamaad yang mengatakan pendidikan di Indonesia terlalu banyak pelajaran agama.
Tangkapan layar unggahan hoaks tentang Mahathir Mohamaad yang mengatakan pendidikan di Indonesia terlalu banyak pelajaran agama. /Facebook/Antara

PR CIREBON - Beredar postingan dari akun Facebook Raden Purbaya dengan sebuah foto berisi klaim Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad membuat pernyataan bernada menghina. Tepatnya, unggahan itu mengklaim pelajar di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains akibat terlalu banyak dicekoki pelajaran agama.

Narasi lengkap dapat terlihat sebagai berikut:

“…PELAN-PELAN anak-anak sekolah negeri di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains, umurnya habis untuk menghafal ayat-ayat dan doa, belajar soal haram, dosa, bidadari, menghitung pahala, mencari dalil, memikirikan akerat. Setelah kalah bersaing lalu memusuhi perintah dan mendirikan ngeara Syariah sebagai solusi semuanya… ”(Mahatir Muhammad)” demikian bunyi narasi hoax yang tersebar dalam media sosial tersebut.

Bahkan, unggahan ini sudah disukai sebanyak 805 kali dan dikomentari sebanyak 227 kali.

Baca Juga: Bank Dunia Suntik Dana Fantastis untuk KLHK, Demi Mengurangi 22 Juta Ton Emisi Karbon di Kaltim

Namun demikian, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Turn Back Hoax menyatakan ketidaksesuaian pernyataan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

Pasalnya, pernyataan itu hanya berhubungan dengan pendidikan dan pelajaran agama di Malaysia, tepatnya perihal pengumuman pengurangan pendidikan agama dalam silabus sekolah Malaysia.

Dalam penjelasannya, ia menyatakan pembelajaran agama mengurangi kemampuan dalam mata pelajaran lain yang diperlukan untuk mencari pekerjaan.

“Seseorang telah mengubah kurikulum di sekolah dan sekarah sekolah negara telah menjadi sekolah agama. Mereka belajar Islam dan tidak belajar yang lainnya. Akibatnya, mereka yang lulus tidak mahir dalam mata pelajaran yang dibutuhkan untuk mereka mencari pekerjaan, tapi mereka menjadi ulama yang cakap.” kata Mahathir.

Baca Juga: Kartu Prakerja Menguntungkan, Survei: 88,9 Persen Penerima Dapat Peningkatan Keterampilan Kerja

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Turn Back Hoax MAFINDO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x